Dari Tanjung Pandan ke Manggar memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sepanjang perjalanan didominasi oleh hutan, gak ada yang bisa dilihat. Saran driver sih mendingan tidur, karena pasti capek pake early flight dari Jakarta. Tapi gue dan Irwan malah ngobrol macem-macem. Hihi.
Manggar ini terkenal dengan kota 1001 warung kopi, kabarnya lebih banyak dari pada di Tanjung Pandan. Tadinya saya pengen coba lagi, tapi warkop di Manggar baru buka sore menjelang malam dan semakin malam akan semakin ramai.
Akhirnya sampai juga di replika SD Muhammadiyah Gantong atau terkenal dengan SD Laskar Pelangi. Replika SD ini dibangun di lahan bekas pabrik timah. Kalau SD aslinya udah nggak dipakai dan lokasinya lebih jauh. Dari situ gue baru tahu kalo tanah di Belitong didominasi oleh pasir. Gue heran waktu di SD ini, gak ada pantai tapi kok banyak pasir putih? Hihihi..
Replika SD Muhammadiyah Gantong |
Waktu itu memang agak mendung, gak heran langitnya gak biru bright. Kata Mas Agus, Belitong udah 2,5 bulan belom hujan. Kering panas terik banget. Mereka sangat butuh hujan dan hujan pertama baru turun kemarinnya. Jadii, ya udah dinikmatin aja yaa walopun mendung. Keuntungannya, Belitongnya gak terlalu terik. Biasanya panasnya terik banget menusuk kulit sampe sakit. :)
Ditopang oleh dua batang pohon |
replika toiletnya |
Sayangnya, replika SD ini seperti kurang terawat. Di beberapa tempat tercium bau tak sedap. Selain itu, masih ada wisatawan yang tidak menjaga kebersihan dan buang sampah sembarangan. :(
pasir berrumput |
danau kecil di samping sekolah |
Di sini cuma sebentar, sepertinya tempat ini memang dibuat cuma untuk foto-foto :)). Destinasi selanjutnya adalah membaca kata-kata di Museum Kata Andrea Hirata. See you on the next post!
Ciao!
No comments:
Post a Comment
i'm so glad if you comment this post. But no 'Anonymous' please..
thank's.. :)