Kemarin sore, akhirnya gue nonton juga film Selamat Pagi, Malam. Dan partner nonton gue yang paling setia siapa lagi kalo bukan Widya, Adek gue. Nonton di Blitzmegaplex seperti biasa, janjian sepulang gue kerja.
Overall, gue suka sama film ini. Kalo yang udah baca review atau sinopsisnya, pasti udah tahu kalo di film ini ada 3 cerita yang berbeda dengan latar yang sama, yaitu tentang Jakarta. Pada dasarnya, gue emang selalu suka film dengan beberapa cerita berbeda tapi kayak nyambung. Di sini, gue bukan mau ngereview. Gue nggak jago ngereview, kalo mau reviewan mah coba googling aja lah ya. Nyahahaha.
Film ini diluncurkan bertepatan dengan euphoria ulang tahun Jakarta yang ke 487 dan bertepatan dengan gue yang lagi kangen berat sama Jakarta. Makanya gue penasaran banget pengen nonton. Apalagi tiap nonton promo film ini, selalu diulang-ulang bahwa film ini bercerita tentang Jakarta di malam hari. Tentang ironisnya hidup di Jakarta. Tentang benci tapi cintanya hidup di Jakarta.
Ketika gue nonton kemarin, gue diem mengamati every single detail of it. Merinding gue nontonnya, sambil mikir "What! I've ever been lived in that city and now i miss that place! Gosh!". Selama nonton, asli deh gue makin kangen Jakarta. Apalagi Jakarta yang disorot di film ini adalah sekitaran Bunderan HI, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Kebon Kacang, Gajah Mada. Aiiiih, itu mah daerah kekuasaan gue dulu. Tinggal ngesot dan sering banget kesana. Walopun Gajah Mada yang dimaksud di film itu adalah Gajah Mada after midnight ketika kios obat kuat udah pada buka lapak di pinggir jalan. Gajah Mada versi gue cuma sampe GM Plaza sampai jam 20.30an. Dulu gue sering banget kesana untuk belanja bulanan di Hypermartnya. Sering diledekin temen kampus karena gue ke mall ini, katanya alay lah, norak lah. Tapi Hypermart yang transportnya paling gampang dan deket cuma kesini, cuma naik angkot 2500. #HEMATBEB Kalo GI sering untuk me time after office hours. Ke PI biasanya kalo lagi pengen lunch keluar. Kebon kacang biasanya gue lewatin kalo mau ke BPPT naik bajaj atau sepulangnya dari GI biasanya sopir taksinya suka potong jalan lewat sini. Kalo Bunderan HI.... *sigh* tiap gue lewatin Bunderan HI, entah kenapa gue selalu merhatiin patung Selamat Datang atau air mancurnya. Serius, i always used to do that! And while i was staring at, i always thought "Sampai kapan ya gue di sini? Gue pengen balik ke Bandung....". Selaluuuu kayak gitu. Hahahaha.
Itu kalo dari tempat-tempatnya. Kalo dari ceritanya.. Absolutely agree! Tentang perselingkuhan suami dengan PSK (kisah Ci Surya), ooooh gue tau banget itu! Bahkan gue pernah ada di lingkaran pertemanan seperti itu. Waktu baru tahu, gue syok banget. Rasanya janji pernikahan kayak nggak ada artinya untuk mereka. Kasian istrinya. Lama-lama gue terbiasa. Tentang orang yang ingin menaikan status sosialnya (Kisah Indri), pengen dibilang berkelas walopun harus norak. Adaaaa, gue juga tahu dan pernah liat. Masih dari kisahnya Indri, tentang sex before married bahkan sama temen yang baru dikenal, juga tahuuu. Terus tentang seseorang yang ingin diterima di kehidupan Jakarta yang glamor (kisah Naomi) sampai melakukan hal-hal yang dia gak suka dan gak nyaman tapi demi diterima lingkaran pertemanan, juga adaaaa. Belum lagi tentang penggunaan smartphone dan media sosial masa kini, beuh.. kesindir abis! Mending cepetan nonton filmnya deh, sebelum terkalahkan oleh film-film dari luar negeri. Ayo dong, nonton film Indonesia yang berkualitas kayak Selamat Pagi, Malam. Asli keren.
Last but not least... Jakarta, tunggu aku ya! Aku pasti kembali...... untuk main dan ketemu temen-temen aja sih.. Nyahahaha!