Daisypath Anniversary tickers

Friday, September 28, 2012

Dinas ke Bangkok, My 1st Going Abroad.

Saya baru aja nyampe dari Bangkok, dan sekarang lagi nunggu shuttle Cipaganti yg akan membawa saya ke Bandung.

Ini adalah perjalanan dinas luar negeri saya yg pertama sekaligus pertama kalinya saya keluar negeri. Sebenarnya dari dulu saya suka travelling, tp saya susah utk travelling. Alasan mendasarnya sih gak ada duit. :D Waktu kuliah, uang jajan saya harian dan pas-pasan dan saya susah nabung. Jangan harap dikasih uang tambahan cuma untuk travelling sama temen2, paling mungkin sih ikut study tour sekolah. :D. Jadi travelling saya adalah 'travelling sambil', sambil mudik lebaran, sambil liburan ke rumah saudara, dsb. Saya selalu excited melihat daerah yg saya lalui. Kebanyakan traveling saya kala itu ke daerah Jateng, karena ortu saya berasal dari sana.

Seusai kuliah, saya bekerja sebagai kuli negara di bidang penelitian. Kami melakukan beberapa survey di seluruh wilayah Indonesia. Dan di sinilah hasrat travelling terpendam saya keluar. Saya selalu excited setiap kali akan dinas ke daerah di luar Jakarta, apalagi ke daerah yang belum pernah saya kunjungi. Lagi-lagi travelling saya adalah 'travelling sambil', travelling sambil kerja. Dan yg lebih mengasyikan tentu saja karena dibiayai oleh kantor. :D Semacam reward untuk saya karena selama ini telah bersabar gak ikutan travelling kesana kemari bareng temen-temen. Hihihi.

Lalu bagaimana dengan ke Bangkok kali ini?

Sejak awal tahun 2012, saya sudah tahu bahwa akan diadakan konferensi ict indicators di Bangkok. Konferensi ini melibatkan seluruh dunia. Saat itu saya biasa aja menanggapinya. Atasan saya yg excited dan segera membuat papernya dalam bahasa Inggris. Paper tersebut diadopsi dari laporan survey yg saya tulis tahun 2011. Maka, ketika paper tersebut ditulis ulang dalam bahasa Inggris, beliau menyertakan nama saya sebagai salah satu penulisnya.

Mendekati bulan September saya makin disibukan dengan urusan persiapan pernikahan dan sama sekali gak kepikiran kalo saya juga akan berangkat ke Bangkok. Paspor dinas pun saya belum punya. Waktu itu atasan saya sudah mendapatkan tanggapan dari panitia penyelenggara bahwa papernya diterima dan beliau mendapatkan pendanaan dari ITU. Sesuai dengan peraturan panitia, bahwa mereka hanya akan mendanai 1 orang dari setiap negara.

Saya ingat, waktu saya sedang dinas di Jogja dan dihubungi Vidya temen saya di kantor bahwa saya harus segera menandatangani file yg dia kirim yg ternyata isinya formulir pendaftaran karena hari itu adalah batas terakhir pengumpulan form. Saya print, tanda tangan, scan, dan mengirim kembali file tersebut ke email Vidya.

Beberapa hari setelah itu saya mendapatkan email balasan dari panitia berupa surat undangan yg kemudian kami berbalas email beberapa kali untuk membicarakan administrasi seperti booking hotel, dll. Karena yg dibiayai oleh panitia penyelenggara hanya atasan saya, maka saya dibiayai oleh kantor yang artinya dibiayai oleh negara. Masalah muncul ketika sampai akhir bulan agustus saya masih juga belum punya paspor dinas. Saya tidak bisa mengisi salah satu form karena di situ tertera no paspor. Saya bicarakan pada panitia bahwa saya akan mengisi form tsb setekah paspor dinas saya selesai. Padahal kenyataannya bikin aja belum. :)

H-2 sebelum cuti menikah akhirnya saya mengurus paspor dinas. Kebetulan di kantor saya ada bagian yg mengurusi pembuatan paspor dinas semacam ini. Lalu saya cuti menikah dan kemudian travelling kesana kemari selama 2 minggu. Di hari-hari terakhir cuti saya diberitahu atasan kalo saya harus dateng ke kantor hari Jumat tanggal 21 Sept utk mengurusi dokumen yg akan dibawa ke Bangkok. Oh ternyata jadi pergi, pikir saya. Maka datanglah saya hari Jumat itu, datengnya siang setelah jumatan karena sebetulnya saya masih cuti dan akan masuk kembali hari Senin tgl 24.

Ealaaah, ternyata Senin tgl 24 Sept saya berangkat ke Bangkok berdua atasan. Rasanya seperti melanjutkan cuti. Padahal di Bangkok jadwal saya padat sekali. Bahkan tidak ada waktu untuk mengunjungi Grand Palace, Wat Arun, atau Wat Pho candi-candi yg sangat terkenal di Bangkok. Kami kesana benar-benar untuk mengikuti konferensi dan bertemu teman2 yg sama-sama mengembangkan ICT Indicators dari seluruh penjuru dunia. :)

Cerita detail tentang kegiatan saya selama di Bangkok akan diceritakan dalam post yg berbeda ya. See you...

Tiari

No comments:

Post a Comment

i'm so glad if you comment this post. But no 'Anonymous' please..
thank's.. :)

Instagram @tiariph