Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, September 23, 2014

Belitong Trip Day 2: Jalan-jalan Sore ke Pusat Kota

Sebelum liburan selanjutnya tiba, mari selesaikan dulu yang ini.. 

Sorenya, setelah istirahat dan bersih-bersih di hotel kami jalan-jalan ke pusat kota Belitong, masih pakai motor yang kami sewa dengan mengandalkan gps di hp. Jarak dari hotel ke pusat kota cukup dekat, nggak nyampe 20 menit. Biar pun deket, gue yang emang suka dongdong kalo jadi navigator tetep aja beberapa kali salah belok. Hadah hadah...

Tujuan pertama adalah sebuah rumah makan yang sekarang gue lupa namanya. Yang jelas rumah makan ini pernah diliput Wisata Kuliner dengan menu andalannya kepiting isi. Kata Pak Bondan, kepiting isinya maknyus. Boleh lah kita coba.

Lokasinya gampang dicari, di suatu komplek perumahan. Waktu kami kesana, rumah makannya sepi. Cuma kami doang pengunjungnya, mungkin karena bukan jamnya makan kali yaa. Selain kepiting isi, menu lain di sini adalah masakan rumahan. Untuk pelengkap makan, gue pilih tumis krecek. Rasanya enak. Kalo rasa kepitingnya, secara bentuk dia masih berbentuk kepiting kecil. Nah dagingnya dilepas dari cangkangnya, dicampur dengan bumbu-bumbu dan telur terus dimasukin lagi ke cangkangnya lalu digoreng. Enak, buat ngemil juga enak ini mah.


Kenyang makan kepiting, kami keliling kota. Cuma puter-puter aja di kotanya. Merhatiin kantor-kantor pemerintahan di Belitong dan nggak lupa nyari kantornya instansi Bapak IS. Sebelum kami ke Belitong, IS punya temen yang ditempatin di Belitong. Unfortunately, beberapa minggu sebelum kedatangan kami, dia dimutasi. Yaaah, padahal udah niat mau ketemuan dan main. 

Perjalanan balik ke hotel, kita nyari cemilan dulu. Sepanjang jalan banyaaak banget penjual martabak Bangka (yaeyalah!), namanya kalo nggak salah 'hoklopan'. Agak penasaran sih, gimana rasa martabak ini di daerah (dekat) asalnya. Tapi mengingat porsi martabak yang cukup besar kalo cuma dimakan berdua, nggak jadi deh nyobain hoklopan. Akhirnya saya tertarik beli kue pukis dan molen mini. FYI, selain hoklopan pedagang kaki lima yang banyak di situ adalah batagor. Daripada gue beli batagor, rasanya mendingan beli kue pukis dan molen mini yaaa.

Waktu beli aneka molen mini, saya perhatiin logat bicara Abangnya kok Banyumasan. Saya iseng nanya, awalnya dia bilang dari Purwokerto. Ya udah gue langsung sok ikrib bilang ortu gue dari Purbalingga. Eh si Abang Molen langsung berbinar dan ahirnya bilang kalo dia dari Purbalingga juga, dia awal ngaku dari Purwokerto karena lebih familiar. Selidik punya selidik, ternyata daerah rumahnya dekat dari rumah Mbah gue. Untuk ukuran pedagang kaki lima, si Abang termasuknya sering banget mudik ke Purbalingga. Doi juga baru nikah 4 bulan dan istrinya diboyong ke Belitong. Di akhir obrolan, dia bilang kalo awalnya dia nggak percaya saya orang Purbalingga karena logat gue yang sunda tulen. Hihihi. Dia juga bilang senang banget bisa ketemu sesama orang Purbalingga di Belitong, that was his 1st time. In the end, waktu gue buka kotak molennya di hotel, ternyata si Abang ngasih bonus tambahan yang jumlahnya lumayan. Ya ampuuun... *terharu*

Satu malam lagi di Belitong, besok kami harus pulang. Until next post, yaaa!

No comments:

Post a Comment

i'm so glad if you comment this post. But no 'Anonymous' please..
thank's.. :)

Instagram @tiariph