Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, March 31, 2015

Ketemu Temen Senasib

Adalah temen gue di kantor yang makin hari gue makin ngerasa banyak kesamaan sama dia. Secara usia, dia lebih tua 6 tahun. Waktu masih jadi calon penghuni kantor ini, gue kok ngerasa kayaknya nanti gue paling cocok sama yang ini deh.. Di awal obrolan dulu itu, ternyata kita se-SMA tapi beda angkatannya ya jauh ya! Waktu gue baru lulus SD, dia baru lulus SMA. Tapi secara penampilan, gue kok ngerasa kayak gue yang lebih tua ya? Hiks.. :(

Hingga akhirnya gue pindah ke kantor ini, semesta mendukung gue untuk makin deket dengan barengnya kita dinas keluar kota yang mana adalah dinas pertama gue. Perjalanan dinas yang panjang dan melelahkan bikin kita banyak cerita. Lagi-lagi ditemukan banyak hal yang kita sepaham. Misalnya, tentang sistem dinas keluar kota yang sedang kami jalani saat itu. Kesamaan lainnya yang bikin kita cocok mungkin karena kita sama-sama orang Bandung yang dulu ditempatkan di kantor pusat, lalu ngerasa hidupnya waktu di kantor pusat dulu peurih karena kayak robot yang kerja setiap Senin-Jumat dan ngerasa punya kehidupan normal setiap weekend lalu Minggu sore kesel karena harus berangkat ke Jakarta lagi, pernah menjalani LDM dengan keadaan kita sendirian di Jakarta, memutuskan pindah ke Bandung dengan alasan supaya bisa dekat dengan keluarga.  Hihihi panjang amat ya kesamaan. Itu cuma kesamaan dari segi alasan pindah ke Bandung...

Semakin lama, semakin keliatan kalo kita juga punya kesamaan selera fashion. Kita punya sepatu yang sama (cuma beda warna) dan ternyata sepatu kesukaan kita setipe. Kita punya baju kerja yang sama plek dan tipe baju kesukaan kita sama. Begitu juga tas, seleranya sama. Klop!

Yang terbaru, baru aja ditemukan tadi siang. Kita punya pandangan hidup yang sama tentang tinggal dekat dengan orang tua. Bahkan sama-sama lagi ngebangun rumah di sebelah rumah orang tua kita. Alasannya? Jelas sama, dong! Semua alasan yang gue share ke dia tadi, diamini sepenuhnya. Begitu juga alasannya, gue setuju semua. Bahkan, kita sama-sama mau pake aksen ubin klasik untuk di rumah kita nanti. Aaaah, rasanya hatiku menjadi hangat menemukan teman yang seperti ini. Secara selama ini gue galau berat karena ngebangun rumah di sebelah rumah ortu. Terlalu-memikirkan-apa-kata-orang is my bad middle name!

Alhamdulilaah, seneng banget ketemu Teteh yang sepaham dalam banyak hal kayak gini. Semoga silaturahim kita selalu terjaga yaaa.. :*

XOXO,

tiariph


No comments:

Post a Comment

i'm so glad if you comment this post. But no 'Anonymous' please..
thank's.. :)

Instagram @tiariph